• Teddi Prasetya
  • NLP Practice, NLP Reflections
  • No Comments

Wow, tidak terasa ya, sedikit lagi lebaran. So, how’s your Ramadhan?

Alhamdulillah, saya bisa memenuhi salah satu target saya untuk bisa hidup lebih sehat. Turun berat badan 4 kg hanya dengan puasa, tanpa obat pelangsing.

Kembali ke laptop (ups, pinjem ya Mas Tukul). Jika di awal bulan puasa lalu kita sudah merumuskan apa yang kita targetkan setelah kita menyelesaikan puasa, maka kini saatnya untuk memastikan bahwa perubahan tersebut dapat langgeng pada 11 bulan mendatang. Menggunakan sudut pandang NLP, inilah yang dinamakan ecological check dan future pacing.

Ecological Check

Cek ekologi adalah salah satu langkah yang membedakan teknik-teknik NLP dengan berbagai terapi yang lain. Dengan asumsi bahwa diri kita memiliki bagian-bagian (parts) yang bertanggung jawab terhadap perilaku tertentu, maka sebelum kita menciptakan perilaku baru, kita harus memastikan bagian yang in-charge kepada perilaku baru tersebut selaras dengan bagian-bagian lain yang sudah terlebih dulu ada.

Semisal, Anda sudah melatih diri selama 1 bulan untuk bangun lebih awal dan melakukan shalat malam. Dengan kondisi penuh konsentrasi ke dalam diri (downtime), Anda bisa bertanya, ”Bagian-bagian lain dari diriku, bersediakah kalian menerima perilaku baru ini dan bekerja sama secara harmonis untuk menjaganya tetap konsisten kulakukan?”

Rasakan munculnya sinyal ”Ya” atau ”Tidak”. Ini bisa berupa sebuah gambaran, suara, perasaan tertentu, atau tidak ada sinyal apapun. Jika semisal muncul sebuah sinyal atau pun tidak muncul apapun, pastikan lah dengan bertanya, ”Apakah tanda yang baru saja muncul berarti ’Ya’?” Jika sinyal tersebut muncul kembali, maka selesailah proses ini. Namun jika tidak, Anda perlu melanjutkan proses ini dengan teknik parts negotiation yang akan kita bahas pada artikel lanjutan.

Sedikit rumit? Tenang, meskipun tidak setajam teknik di atas, ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Anda bisa memvisualisasikan diri Anda menunjukkan perilaku baru tersebut dalam posisi disassociated. Sembari mengamati, mendengar, dan merasakan apa yang Anda lihat, Anda boleh menyadari munculnya sinyal ’nyaman’ atau ’tidak nyaman’ demi melihat pengalaman tersebut. Jika Anda merasa nyaman, maka tidak ada bagian yang keberatan dengan perilaku baru tersebut. Namun jika perasaan yang tidak nyaman yang muncul, Anda bisa bertanya kepada diri sendiri, ”Apakah yang harus dilengkapi dari perilaku baru ini agar selaras dengan bagian diriku yang lain?” Anda akan menemukan jawaban-jawaban muncul untuk Anda analisa.

Future Pacing

Future pacing adalah sebuah langkah untuk menjadikan diri kita terbiasa dengan sebuah perilaku baru sebelum perilaku tersebut dilakukan. Ini semacam usaha untuk menciptakan ’deja vu’ agar kita familiar dengan perilaku baru tersebut dan karenanya akan menjalankan dengan harmonisasi yang tinggi.

Sebagai contoh, Anda telah melatih diri untuk membaca tadarrus setiap hari selama 30 menit sebelum tidur. Anda bisa memvisualisasikan diri Anda melakukan perilaku baru ini di hari esok, lusa, minggu depan, bulan depan, dan seterusnya. Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasakan. Putarlah ’film’ perilaku baru ini dengan smooth. Jika Anda sudah nyaman dengan film yang baru saja Anda buat, masuklah ke dalamnya dan jadikan diri Anda associated. Selami pengalaman baru Anda dengan melihatnya dari mata kepala Anda sendiri. Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasakan.

Sudah? Bagus sekali. Lakukanlah beberapa kali hingga Anda merasa terbiasa dengan pengalaman baru tersebut.

Nah, Anda baru saja mengetahui jurus rahasia para pakar change management. Selamat mencoba!

Oh iya, sembari Anda bersiap untuk mempraktikan teknik ini, saya ingin mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Taqabbalallahu Minni Wa Minkum

Minal ’Aidzin wal Faidzin

Author: Teddi Prasetya

Leave a Reply