• Teddi Prasetya
  • NLP Basic
  • 1 Comment

“NLP itu pola pikir, bukan hanya teknik,” ujar salah seorang trainer NLP yang pernah menjadi instruktur dalam pelatihan NLP yang saya ikuti. Mendengar itu, saya yang belum lama mendengar istilah NLP pun sedikit penasaran: apa yang dia maksud dengan ‘pola pikir NLP’ itu. Sepenangkapan saya waktu itu, beberapa konsep dan teknik NLP yang diajarkan sebenarnya tidak terlalu asing bagi saya. Ia hanyalah pengembangan mutakhir dari psikologi juga—latar belakang pendidikan saya. Hanya saja, ketika itu rasa ingin tahu saya pun terpecut akibat hasil-hasil praktik NLP yang dipaparkan oleh sang trainer. Jadilah saya kemudian mencari berbagai macam cara untuk mempelajari NLP sedikit lebih dalam.

Alhasil, dalam beberapa bulan belakangan saya berhasil menemukan beberapa buku NLP. Ditambah ‘rejeki nomplok’ yang saya terima di awal tahun untuk mengikuti pelatihan Systemic NLP, mulai terbukalah mata, telinga, dan hati saya terhadap ilmu yang satu ini. Perlahan-lahan, saya pun mulai setuju: NLP memang adalah suatu pola pikir.

Loh kok?

Ya, NLP memang ilmu tentang manusia. Berbeda dengan psikologi yang berisi kumpulan pandangan dari para ahli dengan sudut masing-masing, NLP fokus pada bagaimana menjadikan manusia efektif. Karena itulah maka sejak awal (dan sampai saat ini tentunya) NLP banyak mempelajari mereka yang excellent dalam bidangnya masing-masing. Nah, dari fokus inilah kemudian lahir dasar filosofi yang menjadi fondasi dari pengembangan teknik-teknik NLP lebih lanjut. Nah, pada bahasan kali ini, saya akan membahas 2 dasar filosofi NLP, yaitu The Pillars of NLP dan NLP Presuppositions.

The Pillars of NLP

Ini adalah 6 prinsip dasar yang menjadi landasan utama jika Anda dan saya ingin mempelajari NLP secara utuh, yaitu:

  1. Diri sendiri. Diri kita sendiri adalah bagian yang paling penting dari setiap proses intervensi dalam NLP, sebab NLP baru menjadi berguna jika kita gunakan secara utuh. Selayaknya sebuah pisau dapat digunakan untuk memasak atau melukai orang lain, baik atau buruknya efek yang ditimbulkan oleh NLP juga amat ditentukan oleh diri kita sendiri sebagai pelaku praktik NLP. Begitupun tingkat kesuksesan kita dalam menggunakan NLP juga amat tergantung dari seberapa ahli kita dalam menguasai setiap detilnya. Semakin kongruen kita, semakin sukses lah kita. Kongruen disini adalah ketika tujuan, keyakinan, dan nilai-nilai yang kita miliki sejalan dengan perilaku dan ucapan yang kita lakukan.
  2. Presuppositions. Presuposisi adalah prinsip dasar dari NLP yang digunakan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teknik-teknik NLP. Ia adalah taken for granted, yang membedakan NLP dibanding yang lain.
  3. Rapport. Rapport adalah hubungan yang berkualitas yang dihasilkan dari rasa saling percaya. Anda baru bisa mendapatkan rapport hanya jika Anda sudah bisa memahami dan mengerti cara orang lain melihat dunia dari sudut pandang mereka. Dengan kata lain, rapport adalah seperti kita berbicara dengan bahasa orang lain. Ketika kita sudah memiliki rapport, orang yang kita ajak bicara akan merasa dihargai dan seketika menjadi lebih responsif. Sekalipun dapat dibangun secara instan, dalam jangka panjang rapport membutuhkan rasa saling percaya yang tinggi.
  4. Outcome. Kunci utama untuk menguasai keterampilan dasar dari NLP adalah memahami secara rinci apa yang Anda inginkan dan mampu membantu orang lain untuk juga memahami secara rinci apa yang mereka inginkan. Keterampilan NLP selalu didasarkan pada fokus untuk memikirkan hasil yang kita inginkan, sehingga kita selalu mengambil tindakan yang berorientasi pada tujuan. Pola pikir hasil ini dibagi menjadi 3:
    • Memahami kondisi saat ini
    • Memahami kondisi yang kita inginkan
    • Merencakana strategi untuk mencapainya
  5. Feedback. Sekali kita memahami apa yang kita inginkan, kita harus selalu menaruh perhatian terhadap hasil yang sudah kita capai sejauh ini, sehingga kita selalu tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Inilah yang dinamakan dengan feedback. Kita harus terus memperhatikan secara jeli berbagai informasi yang kita dapat melalui apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan.
  6. Flexibility. Ketika Anda tahu apa yang Anda inginkan dan apa yang Anda dapat sejauh ini, ketika itu pula lah Anda harus memiliki cukup banyak strategi untuk mencapainya. Satu cara tidak bekerja, segera gunakan cara lain. NLP selalu mendorong tiap orang untuk senantiasa fokus pada tujuan dan fleksibel dalam menggunakan berbagai macam cara untuk mencapainya.

NLP Presuppositions

Presuposisi adalah prinsip utama, filosofi dasar, dan belief dari NLP. Prinsip-prinsip ini memang bukanlah sesuatu yang universal, karenanya kita tidak harus benar-benar meyakini kesemuanya. Ia disebut sebagai presuposisi karena kita memang dengan sengaja meyakininya sebagai sesuatu yang benar dan bertindak berdasarkan itu. Pada dasarnya, presuposisi sebenarnya adalah kumpulan dari suatu set prinsip etika kehidupan.

  1. People respond to their experience, not to reality itself. Kita tidak pernah tahu pasti apa yang disebut dengan realita. Indra, keyakinan, dan pengalaman masa lalu kita memang memberikan sebuah peta sebagai gambaran bagaimana seharusnya kita bertindak, namun yang namanya peta tidak pernah sama persis dengan daerah yang digambarkannya. Kita tidak pernah tahu daerah aslinya, maka bagi kita peta itu adalah daerah aslinya (the map is the teritory). Beberapa jenis peta memang cukup baik dalam menggambarkan keadaan aslinya, karenanya kita bisa berlayar dalam hidup dengan aman. Namun peta yang salah tentu akan mengakibatkan kita tersasar ke daerah yang salah pula. NLP adalah seni untuk mengubah peta ini sehingga kita memiliki kebebasan yang lebih besar untuk menentukan arah hidup kita.
  2. Having a choice is better than not having a choice. Selalu mencari sebuah peta yang bisa memberikan Anda pilihan paling banyak dan selalu mengambil tindakan yang memungkinkan Anda untuk memiliki lebih banyak pilihan. Semakin banyak pilihan yang Anda miliki, semakin Anda memiliki kebebasan, dan semakin besar pula pengaruh yang Anda miliki.
  3. People make the best choice they can at the time. Setiap orang selalu berusaha untuk membuat pilihan yang terbaik yang mereka bisa, sesuai dengan peta yang mereka miliki. Pilihan tersebut bisa jadi buruk dan merusak, namun bagi diri mereka sendiri, ini adalah langkah terbaik yang bisa mereka ambil. Beri mereka pilihan yang lebih baik, maka mereka dengan mudah menerimanya. Lebih jauh, beri mereka peta yang mampu menyediakan lebih banyak pilihan yang lebih baik.
  4. People work perfectly. Tidak ada seorang pun yang benar-benar melakukan hal yang salah. Kita semua menjalankan strategi yang kita punya dengan sempurna. Kalau pun ternyata hasilnya tidak sempurna, maka strategi itulah yang barangkali memang tidak efektif. Cari tahu strategi Anda dan orang lain, sehingga Anda bisa menyesuaikan strategi yang Anda miliki agar lebih efektif.
  5. All sctions have a purpose. Perilaku kita bukanlah sesuatu yang acak, sebab kita selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dari perilaku yang kita munculkan, sekalipun kita tidak selalu sadar akan hal itu.
  6. Every behavior has a positive intention. Semua tindakan yang kita ambil setidaknya memiliki 1 tujuan—untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan yang menguntungkan bagi kita. NLP memisahkan intensi yang ada di balik setiap perilaku dari perilaku itu sendiri. Kita tidak dapat menilai seseorang dari perilaku mereka, sebab ketika mereka memiliki pilihan perilaku yang lebih baik dan tetap bisa memenuhi intensi positif mereka, mereka pasti akan mengambilnya.
  7. Pikiran bawah sadar menyeimbangkan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar adalah semua hal yang tidak muncul di pikiran sadar pada suatu waktu tertentu. Ia mengandung semua sumber daya yang kita butuhkan untuk hidup dalam keseimbangan.
  8. The meaning of the communication is not what you intend, but also the response you get. Respon tersebut bisa jadi bukanlah sesuatu yang Anda inginkan, namun tidak pernah ada kegalalan dalam komunikasi, ia hanyalah umpan balik agar Anda menyesuaikan cara komunikasi Anda.
  9. We already have all the resources we need or we can create them. Tidak ada yang namanya unresourceful people, yang ada hanyalah unresourceful state of mind.
  10. Mind and body form a system, keduanya adalah ekspresi yang berbeda dari seseorang yang sama. Pikiran dan tubuh saling berinteraksi dan mempengarusi satu sama lain. Mustahil kita bisa membuat perubahan pada salah satunya tanpa mengakibatkan perubahan pada yang lain. Ketika kita berpikir dengan cara yang berbeda, tubuh kita akan berubah. Ketika kita bertindak dengan cara yang berbeda, pikiran kita pun akan berubah.
  11. We process all information through our senses. Mengembangkan indra yang Anda miliki agar kesemuanya lebih peka terhadap berbagai informasi yang muncul akan membuat Anda lebih jelas dalam berpikir.
  12. Modelling successful performance leads to excellence. Jika ada seseorang yang bisa melakukan sesuatu dengan sempurna, maka ia bisa kita model untuk kemudian kita ajarkan kepada orang lain. Dengan demikian, setiap orang bisa mempelajari untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara mereka sendiri. Anda tidak akan menjadi kloning dari orang yang Anda model, Anda hanya belajar dari mereka.
  13. If you want to understand, act. Inti dari belajar terletak pada praktik.

Nah, Anda sudah memulai perjalanan untuk menjadi orang NLP sekarang. Pertanyaan saya: manakah dari semua presuposisi tersebut yang belum sesuai dengan diri Anda?

Silakan jawab pertanyaan ini sebelum kita melangkah lebih jauh J.

Author: Teddi Prasetya

Leave a Reply

1 Comment