Artikel ini merupakan bahasan lanjutan dari artikel “Menyelami Lagi Neuro-Logical Level” (NLL). Dalam artikel tersebut, NLL yang bermula sebagai sebuah model unified theory of NLP, dan berfungsi sebagai sebuah ‘alat diagnostik’ kondisi klien, dapat juga kita gunakan sebagai metode untuk menyusun rencana. Sebuah rencana seringkali tak berjalan sebagaimana mestinya, sebab ia tak selaras dengan lapisan-lapisan…
Menggunakan NLP dalam psikoterapi memerlukan ilmu dan keterampilan yang komprehensif. Mengikuti pelatihan 1-2 hari jelas tidak memadai. Saya selalu menganjurkan setiap kawan yang ingin praktik terapi secara profesional untuk benar-benar mempelajari NLP secara utuh, melalui pelatihan yang komprehensif. Ini sebab kita tidak pernah tahu akan menghadapi klien dengan kondisi seperti apa.
Jika NLP adalah modeling. Model dan teknik dalam NLP adalah hasil modeling. Maka wajar jika banyak model dan teknik yang belum diuji menggunakan metode ilmiah. Sebab para praktisi NLP menggunakan modeling untuk melakukan ‘penelitian’. Menggunakan modeling, yang dicari adalah ‘bagaimana’ sebuah hasil bisa dicapai? ‘Bagaimana’ prosesnya? Maka NLP memang pragmatis. Cari ahlinya, temukan strukturnya. Uji…
Enam tahun lalu, saya pernah menulis artikel tentang ilmiah tidaknya NLP. Dan kini, saya berminat untuk melanjutkan. Apa pasal? Karena belakangan ada beberapa miskonsepsi tentang NLP. Pada saat yang sama, saya pun baru mendapati beberapa informasi tentang riset-riset terkait NLP. Saya sendiri belum pernah melakukan riset ilmiah apapun tentang NLP. Maka artikel ini, dan lanjutannya—insya…
Pada artikel yang lalu saya telah membahas sedikit tentang kaitan sejarah antara NLP dan Human Potential Movement. Lebih lengkapnya silakan pelajari dalam buku karya L. Michael Hall, “Self Actualization Psychology”. Tentu, ini adalah penafsiran Hall, dan masih perlu ditelusuri lebih lanjut. Namun setidaknya kita bisa mendapatkan sebuah gambaran yang lebih besar dan utuh tentang apa…
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Adalah Pak Wid—begitu beliau biasa disapa—yang dengan begitu proaktif menghubungi panitia menawarkan sebuah paper hasil penelitian sementara beliau tentang pola-pola bahasa dalam literatur Jawa Kuno. Meskipun beliau mengakui bahwa kajian ini baru dimulai, dan memiliki banyak keterbatasan dalam melakukannya, sesi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam di Indonesian NLP Conference…
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Seiring dengan proses editing naskah saya, saya pun melakukan peninjauan kembali naskah tersebut dari awal hingga akhir. Sebuah proses yang melelahkan, namun sekaligus mencerahkan. Kok mencerahkan? Ya, karena rupanya saya jadi berkesempatan untuk meninjau kembali berbagai pemahaman yang sejauh ini telah begitu mapan saya tanam dalam diri saya tentang NLP. Uniknya,…
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Saya memulai pengembangan Spiritual NLP dengan alasan yang amat sederhana. Sebuah alasan yang berangkat dari keawaman saya mengenai ranah spiritual dan agama. Ya, saya bukanlah seorang ustadz, apalagi ahli agama. Saya adalah praktisi psikologi. Sementara itu, jauh di atas profesi saya, saya adalah seorang Muslim, yang menikmati keislaman saya. Nah, dalam…
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Wah, apa nih? Ya, Spiritual NLP. Maksudku, apa lagi nih? Memangnya NLP kurang, kok musti dispiritualkan? Begitulah. Wah, bukannya NLP itu sudah komplit? Kurang apa lagi? Beneran pengen tahu?
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Artikel ini adalah proses chunk down dari artikel gubahan Pak Ronny mengenai proses latihan modeling yang dilakukan oleh para peserta program Licensed Master Practitioner of NLPTM selama 7 hari. Yap, asyik sekali bertemu dengan orang sekelas Pak Yan Nurindra. Orang seperti Pak Yan inilah yang pantas menyandang sebutan expert, yang tidak hanya tahu, paham,…
R e c e n t C o m m e n t s