Oleh: Bobby Meidrie Levianto
Setelah menyelesaikan 5 hari penuh pelatihan Certified Practitioner NLP (Neuro-Linguistic Programming) yang diselenggarakan oleh NF-NLP (National Federation – Neuro Linguistic Psychology) di Jakarta beberapa waktu yang lalu, seorang mahasiswa datang kepada saya di kantor saya dan berkata, “Wah mas, dengar-dengar baru pulang dari ambil Certified NLP ya? Gimana caranya ya saya bisa melupakan masa lalu saya yang sampai sekarang saya masih terbebani, sehingga saya jadi takut untuk menatap masa depan saya” tanya mahasiswa tersebut sebut saja Beny, seorang mahasiswa Psikologi semester akhir.
“Memang kamu kenapa” tanya saya
“Iya, saya punya masa lalu yang membuat saya terbebani sampai sekarang, begini ceritanya.. waktu itu…” “STOOPPP!!! Jangan dilanjutkan ceritanya…” jawab saya seketika itu juga. “Kalau kamu mau saya terapi, kamu tidak usah bilang ke saya masalah kamu apa, karena dengan teknik NLP saya tidak perlu tahu detil masalah yang menimpa kamu apa” terang saya.
Benar pembaca, dengan mempelajari NLP untuk keperluan terapi kepada orang lain, kita tidak harus tahu detil masalah dari klien, hal ini dikarenakan prinsip dari NLP didn’t deal with the content, alias santai aja, rahasia kamu aman karena saya gak perlu tau kejadianya apa. Hal ini dilakukan karena berangkat dari konsep Sensory Based Language yang ada pada Meta Model.
Setelah menyetop cerita Beny saya berkata “Kamu gak usah cerita Ben, yang penting kamu bisa bayangin masa depan yang kamu inginkan itu seperti apa khan?” seketika Beny menjawab “Ya, bisa!” dengan penuh semangat.
“OK, Ambil posisi yang nyaman di bangku itu dan letakkan kedua tangan diatas meja menghadap ke depan”, setelah itu saya memegang kedua tangan Beny untuk mencari posisi yang nyaman bagi saya untuk melakukan Anchoring pada saatnya nanti.
“Baik kalau sudah, silahkan pejamkan mata dan tarik nafas yang dalam… disetiap tarikan nafas anda akan merasa rileks dan nyaman”
Aktivitas 1:
“Bayangkan kejadian dimana anda merasa tidak nyaman, sebuah kejadian dimana anda merasa kejadian tersebut mengganggu langkah anda selanjutnya dikemudian hari”
“Apabila anda sudah membayangkan, mendengarkan dan merasakan keadaan tersebut tarik nafas yang panjang….” beberapa saat kemudian saya melihat Beny menarik nafas panjang dan pada saat itulah saya menggenggam tangan kanan nya dengan tangan kiri saya untuk memberi Anchor pada kejadian tersebut dan perlahan-lahan saya mengendorkan genggaman tangan kiri saya sesuai dengan hembusan nafasnya.
“Baik kalau sudah buka mata anda Beny..”
Pada saat Beny membuka mata, saya bertanya: “Ada berapa warna lampu dikantor saya?” (breaking state technique) — ingat tangan kiri saya tetap memegang tangan Beny tidak berpindah dari posisi dan letak Anchor yang sudah saya berikan.
Setelah melakukan breaking state, saya meminta kepada Beny untuk melakukan hal yang serupa namun kali ini saya ingin Anda membayangkan suatu kejadian dimasa yang akan datang yang merupakan kejadian atau suasana yang diinginkan oleh Anda.
Aktivitas 2:
Setelah itu saya minta Beny kembali menutup mata kembali dan menbayangkan kejadian impiannya di masa yang akan datang.
Kembali saya berkata “Bayangkan kejadian dimasa depan yang anda inginkan, sebuah kejadian dimana anda bisa melihat dengan jelas kejadia tersebut, keadaan warna disekitar kejadian tersebut, suara-suara yang ada disekitarnya, detail texture alam disekitarnya dan semakin jelas anda merasakan dan memasuki keadaan tersebut.
“Apabila anda sudah membayangkan, mendengarkan dan merasakan keadaan tersebut tarik nafas yang panjang….” beberapa saat kemudian saya melihat kembali Beny menarik nafas panjang dan pada saat itulah saya menggenggam tangan kirinya dengan tangan kanan saya (tangan yang anda rasa paling kuat dari anda diantara tangan kanan atau kiri) untuk memberi Anchor pada kejadian tersebut dan perlahan-lahan saya mengendorkan genggaman tangan kanan saya sesuai dengan hembusan nafasnya.
“Baik kalau sudah buka mata anda Beny.. dan berapa buah komputer yang ada di kantor saya?” (breaking state tecnique) — ingat tangan kanan saya tetap memegang tangan kiri Beny dan tidak berpindah dari posisi dan letak Anchor yang sudah saya berikan.
Lakukan aktivitas 2 sebanyak delapan kali tanpa melepas kedua tangan anda pada klien anda..
Aktivitas 3:
Aktivitas 3 adala aktivitas yang sangat penting, setelah melakukan aktivitas 2 sebanyak delapan kali, saya meminta Beny untuk kembali menutup mata dan membayangkan kejadian ke 1 (kejadian masa lalu) dan menarik nafas.. pada saat itu saya memicu Anchor kejadian ke 2 (kejadian masa depan yang diinginkan) dengan menggengam erat tangan kiri Beny dengan tangan kanan (Anchor kejadian 2) dan 1,2 dan 3 detik kemudian saya berkata “Baik sekarang bayangkan kejadian ke 2, kejadian dimana anda membayangkan masa depan yang anda inginkan secara jelas” dan pada saat itu pula saya memicu Anchor kejadian ke 1 dengan dengan menggengam erat tangan kanan Beny dengan tangan kiri saya (Anchor kejadian 1) kemudian saya perlahan-lahan mengendurkan genggangam tangan kiri saya dan selang 3 detik kemudian saya mengendurkan genggaman tangan kanan saya dari Beny, setelah itu barulah secara perlahan saya melepaskan kedua tangan saya dari Beny.
Setelah Beny membuka matanya, saya bertanya “Ok Beny.. sekarang bagaimana rasanya kejadian 1?” tanya saya. Seketika itu juga gunakan teknik Calibration dengan melihat Eye Cue Beny.
Mata Beny bergerak dari kaan atas dan ke kiri atas… “Mmmm rasanya..” sebelum Beny meneruskan, “STOOPPP!!! Ndak usah cerita..” potong saya .. ingat NLP didn’t deal with the content. Kemudian dari mana kita bisa tahu hasilnya berhasil atau tidak? Cukup melakukan Calibrasi saja… Mudah bukan? J
Untuk melakukannya pada diri sendiri, tinggal lakukan langkah diatas dengan tangan bersilang didepan dada untuk menggengam tangan anda sendiri membuat Anchor 1 dan 2..
Selamat mencoba…